Sebenernya
ini yang menjadi alasan gue kenapa waktu satu tahun menjomblo *dahulu* gue
mempunyai keputusan untuk berhenti berpacaran dan punya pacar. Tapi sangat di
sayangkan hal itu terjadi lagi sama gue, sekarang gue sudah punya pacar yang
mungkin mudah untuk mengucapkan kata "putus" tapi nyatanya gue sama
dia gakbisa melakukan seperti makna "putus" itu sebenarnya. Tetapi
sesungguhnya di dalam lubuk hati gue, gue selalu ingin berstatus jomblo,
makanya kenapa gue selalu mudah untuk bilang kata putus sama sama dia. Gue juga
gakmau terjebak dalam keraguan gue sampai akhirnya gue mencoba untuk mencoba
menjalankan seperti air mengalir....
Cinta adalah
sebuah kata yang paling romantis, cinta adalah suatu perasaan kepada orang
lain, cinta itu buta, cinta itu gila. Banyak kata-kata yang mengartikan cinta.
Cinta adalah lukisan abadi dalam kanvas kesadaran manusia. Lukisan. Bukan
difenisi. Ia disentuh sebagai sebuah situasi manusiawi, dengan detil-detil
nuansa yang begitu rumit. Tapi dengan pengaruh yang tellalu dahsyat. Cinta
merajut semua emosi manusia dalam berbagai pristiwa kehidupannya menjadi
sublih: begitu agung tapi juga terlalu rumit.( Anis Mata)
Cinta ditakdirkan menjadi kata tanpa benda. Tidak terlihat. Hanya terasa.
Tapi dahsyat. Siapa yang tidak pernah mendengar kisah Romeo dan Juliet, Romeo
membunuh diri ketika mendengar Juliet telah tiada, dan begitu juga dengan
Juliet yang meminum racun ketika Romeo bunuh diri. Itulah betapa dahsyatnya
cinta. Tetapi jika kita tidak bisa menggontrol kedahsyatan cinta, kita akan
sesat untuk jangka waktu yang lama.
Tapi ketika kita memasuki masa remaja yang begitu indah dan mengenal
namanya cinta. Dunia terasa berbunga-bunga. Setelah mengenal namanya cinta
selanjutnya yaitu pacaran. Pacaran seperti halnya cinta yang tidak
terdefenisikan dengan kata-kata. Ada yang bilang kalau lagi pacaran dunia ini
terasa milik kita berdua, mungkin yang lain kontrak. Seharusnya Remaja tidak
pacaran terlebih dahulu yang lebih di masa lagi belajar. Karena pacaran lebihh
banyak keburukan dari pada manfaatnya. Walaupun banyak orang yang berkata kalau
pacaran untuk menjadi semangat biar belajar, tapi itu semua tidak benar, orang
yang pacaran ketika Ia sedang belajar yang semulanya satu jam setengah hanya
tersisa sebuluh menit yang sisanya hanya untuk memikirkan kata-kata sang pacar
tadi pagi, ataupun sibuk membalas sms sang pacar.
Dan bagi remaja yang tidak pacaran bukan karena tidak laku atau tidak dapat
izin dari orang tua tetapi hnya karena Allah, adalah remaja pilihan. Remaja
yang yakin sepenuhnya kepada Allah atas jodohnya, dan ia tidak ingin
membuang-buang uang dan waktunya untuk pacaran. Dari pada mencurahkan rasa
cinta kita kepada lawan jenis yang belum jelas masa depannya, lebih baik
mencurahkan rasa cinta kepada Ayah dan Ibunda tercinta. Terutama kepada Ibu
yang telah mengandung kita selama sembilan bulan dalam keadaan susah payah,
melahirkan kita dengan taruhan nyawanya sendiri, menyusui kita selama 2 tahun
,dan masih banyak kebaikan ibu kita. Tidak sepantasnya Remaja lebih
mementingkan pacarnya dari pada kedua
orang tuanya yang begitu hebat luar biasa.
Marilah kita alihkan energi cinta kita bukan untuk melihat pacar adalah
orang yang terbaik untuk kita tapi untuk mempersiapkan diri saat diberikan oleh
Allah Jodoh.
Pecinta
sejati bukanlah Ia yang memamerkan cintanya tapi pecinta sejati
adalah iya yang siap berkomitmen kepada seseorang yang dititipkan oleh Allah
untuk kita.
0 komentar:
Posting Komentar