Hey Bloggers Indonesia, how are you all guys? Im very miss to write and miss for you read my article....
Oke..And I want that miss come true..hahaha
Kemarin itu tepatnya Senin, 8 oktober 2012, gue ada kelas jepang di kampus STP Sahid Taman Puring. Karena kampus gue di Pondok Cabe dan gue pun adalah mahasiswa hijrahan yang ngekos di Pondok Cabe, ditambah kemarin berhubung temen gue gakbawa mobil so its mean gue gak dapet tumpangan ke Taman Puring dan TERPAKSA KEPEPET gue naik angkot untuk menuju ke Taman Puring.
Waw..gak kebayang hari itu adalah hari senin. Dimana kemacetan yang paling padat terjadi pada awal hari senin di setiap minggunya dan pagi hari pula. Terbesit di otak gue senin pagi hari itu adalah waktunya warga Jakarta, Tangerang dan Depok pada keluar bersamaan di jam yang bersamaan, yaitu pukul 06-09 pagi. Ditambah total warga Tangerang dan Depok yang berjuta-juta dan kendaraan yang mereka bawa itu tidak berbanding lurus dengan luas jalanan menuju ke Jakarta.
Its mean terjadilah kepadatan setiap weekday di sepanjang jalan Cirendeu. Dimana jalan itu adalah titik pusat bertemunya semua kendaraan dari daerah Tangerang dan Depok yang ingin menuju Jakarta. Sebenarnya ada alternatif lain menuju ke Jakarta yaitu lewat Ciputat, tapi disayangkan jalan itu juga idem macetnya walaupun gak lebih macetnya dari Cirendeu. But, its real happen in every morning.
Sebenernya kalau mau dibilang, betah gak betah tinggal di Jakarta. Pertama, Jakarta memang sudah di kutuk menjadi kota yang padat merayap di setiap pagi. So, buat kalian yang alasan telat, kenapa gak coba bangun lebih awal, preparenya gak lama-lama dan on the way lebih awal. Kedua, pemerintah Jakarta sudah berupaya, polisi juga sudah mulai action. Tapi kan kalau Jakarta gak berubah, gak hanya satu faktor aja yang dituntaskan, semua faktor itu harus menunjang. Gak mau bahas ini nanti malah panjang, hahahahaha....
Heran sekaligus miris aja sih, sebenernya gue juga ngerasain banget hiruk pikuknya Jakarta. Kalau boleh saran, lebih baik step by step fungsi Jakarta itu lebih di longgarkan agar penduduk juga lebih beralih dari Jakarta. Jangan semua-semua hal yang dominan itu berpusat di Jakarta. Toh sekarang yang harus di benahi itu adalah KEPADATANNYA. Paling tidak kenyamanan saja dalam hal di jalan maupun tempat-tempat umum di Jakarta.
Gue ngerasain banget guys, di Jakarta itu ketimpangannya terlihat jelas sekali. Kalo gue naik angkot itu banyak banget yang gue amatin guys dari segi sosial masyarakatnya atau hal menarik apapun yang membuat gue itu sangat memprihatinkan. Mulai dari kesenjangan sosial, dalam satu lingkup gue melihat ada pejabat yang naik mobil mewah sampai pengamen jalanan yang gue lihat dia tidur di bawah kolong jembatan.
Terlihat sekali tidak meratanya sebuah kesejahteraan ini. Mereka yang hidupnya di apartemen have fun dengan kelompoknya yang selevel, dan mereka yang hidupnya di bawah kolong jembatan juga less fun dengan kelompok levelnya mereka. Gue sangat prihatin melihat kondisi less fun-nya para pengamen jalanan, tapi gue bisa berbuat apa dengan kondisi gue yang sangat pas-pasan ini?
Terkadang keibaan kita untuk menolong seseorang berupa materi tidak berbanding lurus dengan dompet kita. Gue selalu berusaha guys ketika gue ada rejeki lebih paling tidak rejeki itu gue amanatin lagi ke yang membutuhkan agar lebih bermanfaat. Tapi ketika posisi gue sebagai pelajar mahasiswa yang buat ongkos aja masih mikir, apalagi untuk makan pagi siang dan malam. Hal ini yang membuat gue termotivasi untuk kedepannya, untuk sekarang mungkin gue gakbisa membantu dengan materi hanya bisa dengan doa yang inten, tapi suatu saat gue bisa meratakan kesejahteraan masyarakat Jakarta. Memang terlalu muluk, tapi apa salahnya bermimpi? Tidak ada yang tidak mungkin kok, Allah SWT mendengarkan doa umatnya yang bersabar, insyaAllah dikabulkan.. :)
0 komentar:
Posting Komentar